Senin, 23 Desember 2019

Kasus Tragedi Bhopal


Tragedi Bhopal
Tragedi Bhopal, disebut pula sebagai tragedi gas Bhopal, adalah insiden kebocoran gas pada malam hari 2–3 Desember 1984 yang terjadi di pabrik pestisida Union Carbide India Limited (UCIL) di Bhopal, Madhya Pradesh, India. Tragedi ini dianggap sebagai bencana industri terburuk di dunia. Lebih dari 500.000 orang terpapar gas metil isosianat (MIC). Zat yang sangat beracun tersebut menyebar hingga ke kota-kota kecil di dekat pabrik tersebut.
Jumlah korban jiwa yang diperkirakan bervariasi. Pejabat resmi mencatat korban jiwa mencapai 2.259. Pemerintah Madhya Pradesh mengkonfirmasi total 3.787 jiwa tewas akibat pelepasan gas ini. Pernyataan tertulis pemerintah pada tahun 2006 menyatakan bahwa kebocoran tersebut menyebabkan 558.125 cedera, termasuk 38.478 cedera sementara dan sekitar 3.900 cedera parah dan cacat permanen. Yang lain memperkirakan bahwa 8.000 meninggal dalam dua minggu, dan 8.000 lainnya atau lebih sejak itu meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan gas tersebut. Penyebab bencana tersebut masih dalam perdebatan. Pemerintah India dan aktivis setempat berpendapat bahwa manajemen yang kendur dan pemeliharaan yang ditunda menciptakan situasi pada pemeliharaan pipa secara rutin menyebabkan aliran balik air ke dalam tangki MIC, yang memicu bencana. Union Carbide Corporation (UCC) berpendapat air masuk ke tangki melalui tindakan sabotase.
Pemilik pabrik, UCIL, sebagian besar dimiliki oleh UCC, dengan bank-bank yang dikendalikan oleh Pemerintah India dan publik India memegang 49,1 persen saham. Pada tahun 1989, UCC membayar $470 juta ($929 juta dalam dolar 2017) untuk menyelesaikan litigasi yang berasal dari bencana tersebut. Pada tahun 1994, UCC menjual sahamnya di UCIL kepada Eveready Industries India Limited (EIIL), yang selanjutnya digabung dengan McLeod Russel (India) Ltd. Eveready mengakhiri pembersihan di lokasi pabrik tersebut pada tahun 1998, ketika ia mengakhiri kontrak selama 99 tahun dan menyerahkan kendali atas lokasi tersebut kepada pemerintah negara bagian Madhya Pradesh. Dow Chemical Company membeli UCC pada tahun 2001, tujuh belas tahun setelah bencana tersebut.
Kasus-kasus perdata dan pidana diajukan pada Pengadilan Distrik Bhopal, India, melibatkan UCC dan Warren Anderson, CEO UCC saat terjadinya tragedi tersebut. Pada Juni 2010, tujuh mantan karyawan, termasuk mantan direktur UCIL, dihukum di Bhopal karena menyebabkan kematian karena kelalaian dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan denda masing-masing sekitar $2.000, hukuman maksimum yang diizinkan oleh hukum India. Mantan karyawan kedelapan juga dihukum, tetapi meninggal sebelum putusan dikeluarkan. Anderson meninggal pada 29 September 2014.

Sebelum kejadian

Pabrik UCIL dibangun pada tahun 1969 untuk memproduksi pestisida Sevin (nama merek UCC untuk karbaril) menggunakan metil isosianat (MIC) sebagai zat antara. Pabrik produksi MIC ditambahkan ke situs UCIL pada 1979. Proses kimia yang digunakan di pabrik Bhopal adalah dengan mereaksikan metilamina dengan fosgen untuk membentuk MIC, yang kemudian bereaksi dengan 1-naftol untuk membentuk produk akhir, karbaril. Pabrikan lain, Bayer, juga menggunakan proses antara MIC ini di pabrik kimia yang pernah dimiliki oleh UCC di Institute, Virginia Barat, di Amerika Serikat.
Setelah pabrik Bhopal dibangun, pabrikan lain (termasuk Bayer) memproduksi karbaril tanpa MIC, meskipun dengan biaya produksi yang lebih besar. "Rute" ini berbeda dari rute bebas-MIC yang digunakan di tempat lain, yang menggabungkan bahan baku yang sama dalam urutan pembuatan yang berbeda, dengan fosgen pertama kali bereaksi dengan naftol untuk membentuk ester kloroformat, yang kemudian direaksikan dengan metilamina. Pada awal 1980-an, permintaan pestisida menurun, tetapi produksi senyawa ini terus berlanjut, yang mengarah pada penumpukan MIC yang tidak digunakan di sejumlah toko.

Kebocoran awal

Pada tahun 1976, dua serikat pekerja lokal mengeluhkan polusi di dalam pabrik. Pada 1981, seorang pekerja secara tidak sengaja terciprat fosgen saat ia melakukan pekerjaan pemeliharaan pipa-pipa pabrik. Dalam kepanikan, ia melepaskan masker gas dan menghirup sejumlah besar gas fosgen beracun, yang menyebabkan kematiannya hanya dalam 72 jam kemudian. Setelah peristiwa-peristiwa ini, jurnalis Rajkumar Keswani mulai menyelidiki dan menerbitkan temuannya di surat kabar lokal Bhopal Rapat, yang mendesak "Bangun orang-orang Bhopal, Anda berada di tepi gunung berapi".
Pada Januari 1982, sebuah kebocoran fosgen memaparkan 24 pekerja, yang semuanya dirawat di rumah sakit. Tidak ada pekerja yang diperintahkan untuk mengenakan masker pelindung. Satu bulan kemudian, pada bulan Februari 1982, kebocoran MIC mempengaruhi 18 pekerja. Pada Agustus 1982, seorang insinyur kimia melakukan kontak dengan MIC cair, yang mengakibatkan luka bakar lebih dari 30 persen tubuhnya. Belakangan pada tahun yang sama, pada Oktober 1982, terdapat kebocoran MIC kembali. Dalam upaya untuk menghentikan kebocoran, supervisor MIC menderita luka bakar kimia parah dan dua pekerja lainnya terpapar gas. Selama tahun 1983 dan 1984, terdapat kebocoran MIC, klorin, monometilamina, fosgen, dan karbon tetraklorida, terkadang terjadi kebocoran lebih dari satu diantaranya.

Kebocoran dan dampaknya

Pada awal Desember 1984, sebagian besar sistem keselamatan terkait MIC pada pabrik tersebut tidak berfungsi dan banyak katup serta saluran dalam kondisi buruk. Selain itu, beberapa penggaruk gas ventilasi dan ketel uap tidak berfungsi, yang bertujuan untuk membersihkan pipa. Selama jam-jam sore 2 Desember 1984, air diyakini telah masuk ke sebuah pipa samping dan masuk ke Tangki E610 yang mencoba untuk melepas sumbatannya, yang berisi 42 ton MIC yang telah ada sejak akhir Oktober. Masuknya air ke dalam tangki tersebut kemudian mengasilkan pelarian reaksi eksotermik, yang dipercepat oleh kontaminan, suhu lingkungan yang tinggi dan berbagai faktor lainnya, seperti keberadaan besi dari korosi pipa baja nirkarat. Tekanan dalam tangki E610, meskipun pada awalnya normal pada pukul 22:30, telah meningkat lima kali lipat hingga 10 psi (34.5 hingga 69 kPa) pada pukul 23:00. Dua karyawan kilang senior yang berbeda menganggap pembacaan itu adalah kerusakan instrumentasi. Pukul 23:30, pekerja di area MIC merasakan efek paparan ringan terhadap gas MIC, dan mulai mencari kebocoran. Satu ditemukan pada pukul 23:45, dan dilaporkan kepada penyelia MIC yang bertugas saat itu. Keputusan dibuat untuk mengatasi masalah setelah pukul 00:15. Saat jam istirahat, sementara itu, karyawan diperintahkan untuk terus mencari kebocoran. Insiden itu dibahas oleh karyawan area MIC selama istirahat.
Dalam lima menit setelah istirahat berakhir pukul 00:40, reaksi dalam tangki E610 mencapai kondisi kritis pada kecepatan yang mengkhawatirkan. Suhu di dalam tangki tidak sesuai skala, melebihi batas yang ditentukan yaitu 25 °C (77 °F), dan tekanan dalam tangki menunjukkan pada 40 psi (275.8 kPa). Seorang karyawan menyaksikan lempengan beton di atas tangki E610 retak saat katup bantuan darurat terbuka, dan tekanan di dalam tangki terus meningkat hingga 55 psi (379.2 kPa) bahkan setelah ventilasi atmosferik dari gas MIC beracun telah dimulai. Ventilasi atmosfer langsung seharusnya dicegah atau setidaknya dimitigasi sebagian oleh setidaknya tiga perangkat keselamatan yang tidak berfungsi, tidak digunakan, berukuran tidak memadai atau dinyatakan tidak dapat dioperasikan:
·        Sistem pendingin yang dimaksudkan untuk mendinginkan tangki yang berisi MIC cair, ditutup pada Januari 1982, dan freonnya telah dilepas pada Juni 1984. Karena sistem penyimpanan MIC mengasumsikan pendinginan, alarm suhu tinggi, mulai bersuara pada suhu 11 °C (52 °F) sudah lama terputus, dan suhu penyimpanan tangki berkisar antara 15 °C (59 °F) hingga 40 °C (104 °F)
·        Menara suar, untuk membakar gas MIC saat lolos, yang memiliki pipa penghubung dilepas untuk pemeliharaan, dan berukuran tidak tepat untuk menetralisir besarnya kebocoran yang dihasilkan oleh tangki E610
·        Penggaruk gas ventilasi, yang telah dinonaktifkan pada saat itu dan berada dalam mode 'siaga', serta memiliki soda kaustik dan daya yang tidak cukup untuk menghentikan kebocoran tersebut
Sekitar 30 metrik ton MIC keluar dari tangki ke atmosfer dalam 45 hingga 60 menit. Kebocoran ini meningkat menjadi 40 metrik ton dalam waktu dua jam. Gas-gas tersebut tertiup ke arah tenggara Bhopal.
Seorang karyawan UCIL memicu sistem alarm pabrik pada pukul 00:50 pagi karena konsentrasi gas di dalam dan sekitar pabrik menjadi sulit untuk ditoleransi. Pengaktifan sistem memicu dua alarm sirene: satu yang berbunyi di dalam pabrik UCIL, dan yang kedua diarahkan ke publik dan kota Bhopal. Dua sistem sirene telah dipisahkan satu sama lain pada tahun 1982, sehingga dimungkinkan untuk membiarkan sirene peringatan pabrik menyala sementara mematikan yang umum, dan inilah yang dilakukan: sirene publik dengan singkat berbunyi pukul 00:50 pagi dan dimatikan dengan cepat, seperti prosedur perusahaan yang dimaksudkan untuk menghindari kekhawatiran publik di sekitar pabrik atas kebocoran kecil. Para pekerja, sementara itu, mengevakuasi pabrik UCIL, melakukan perjalanan melawan arus.

Kepala polisi Bhopal diberitahu melalui telepon, oleh seorang inspektur kota, bahwa penduduk lingkungan Chola (sekitar 2 km dari pabrik) melarikan diri dari kebocoran gas sekitar pukul 01:00 pagi. Panggilan telepon kepolisian ke pabrik UCIL antara pukul 01:25 dan 02:10 pagi memberi jaminan dua kali bahwa "semuanya baik-baik saja", dan pada upaya panggilan terakhir yang dibuat, "kita tidak tahu apa yang terjadi, pak". Dengan kurangnya pertukaran informasi yang tepat waktu antara UCIL dan otoritas Bhopal, Rumah Sakit Hamidia di kota tersebut pertama kali diberitahu bahwa kebocoran gas diduga akibat amonia, kemudian akibat fosgen. Akhirnya, mereka menerima laporan terbaru bahwa gas tersebut adalah "MIC" (bukan "metil isosianat"), yang belum pernah didengar oleh staf rumah sakit tersebut, tidak memiliki penawarnya, dan tidak menerima informasi segera tentang hal tersebut.
Kebocoran gas MIC yang berasal dari tangki E610 mereda sekitar pukul 02:00. Lima belas menit kemudian, sirene publik pabrik dibunyikan untuk jangka waktu yang lama, setelah sirene pertama dengan cepat dihentikan satu setengah jam sebelumnya. Beberapa menit setelah sirene publik berbunyi, seorang karyawan UCIL berjalan ke ruang kendali kepolisian untuk memberi tahu mereka tentang kebocoran tersebut, dan bahwa "kebocoran telah dihentikan. Sebagian besar penduduk kota yang terpapar gas MIC pertama kali disadarkan akan kebocoran tersebut akibat paparan mereka dengan gas itu sendiri, atau ketika mereka membuka pintu rumah untuk menyelidiki keributan yang terjadi, daripada diinstruksikan untuk berlindung, atau mengungsi sebelum datangnya gas tersebut pertama kali ke lingkungan mereka.

Kandungan awan gas

Terlepas dari MIC, berdasarkan kondisi simulasi laboratorium, awan gas kemungkinan besar juga mengandung kloroformdiklorometanahidrogen kloridametilaminadimetilaminatrimetilamina dan karbon dioksida, yang ada di dalam tangki atau diproduksi di tangki penyimpanan ketika MIC, kloroform dan air bereaksi. Awan gas, terutama terdiri dari bahan-bahan yang lebih padat daripada udara, tetap dekat dengan tanah dan menyebar ke arah tenggara yang memengaruhi masyarakat sekitar. Reaksi kimia mungkin menghasilkan aerosol cair atau padat. Investigasi laboratorium oleh para ilmuwan CSIR dan UCC gagal menunjukkan keberadaan hidrogen sianida.

Setelah kejadian

Segera setelah itu, pabrik ditutup untuk orang luar (termasuk UCC) oleh pemerintah India, yang kemudian gagal untuk membuat data publik, berkontribusi pada kebingungan publik saat itu. Investigasi awal dilakukan sepenuhnya oleh Dewan Riset Ilmiah dan Industri (CSIR) dan Biro Investigasi Pusat. Direktur dan CEO UCC Warren Anderson, bersama dengan tim teknis, segera melakukan perjalanan ke India. Setibanya Anderson ditempatkan di bawah tahanan rumah dan didesak oleh pemerintah India untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 24 jam. Union Carbide mengorganisir sebuah tim ahli medis internasional, serta persediaan dan peralatan, untuk bekerja dengan komunitas medis Bhopal setempat, dan tim teknis UCC mulai menilai penyebab kebocoran gas.
Sistem perawatan kesehatan segera menjadi kelebihan beban. Di daerah yang terkena dampak parah, hampir 70 persen adalah dokter yang kurang berkualitas. Staf medis tidak siap menghadapi ribuan korban. Dokter dan rumah sakit tidak mengetahui metode perawatan yang tepat untuk inhalasi gas MIC.
Pemakaman massal dan kremasi dilakukan. Fotografer Pablo Bartholomew, atas komisi dari agensi pers Rapho, mengambil foto berwarna ikonik terkait pemakaman tersebut pada 4 Desember, yang dikenal sebagai Bhopal gas disaster girl. (bahasa IndonesiaGadis bencana gas Bhopal) Fotografer lain yang hadir, Raghu Rai, mengambil foto hitam putih. Para fotografer tidak meminta identitas ayah atau anak itu saat dia dimakamkan, dan sejak itu tidak ada kerabat yang mengkonfirmasi hal itu. Dengan demikian, identitas gadis itu tetap tidak diketahui. Kedua foto tersebut menjadi simbol penderitaan para korban bencana Bhopal, dan foto Bartholomew memenangkan Penghargaan Foto Pers Dunia tahun 1984.
Dalam beberapa hari, pohon-pohon di sekitarnya menjadi tandus dan bangkai hewan yang membengkak harus dibuang. Sebanyak 170.000 orang dirawat di rumah sakit dan apotik sementara, dan 2.000 kerbau, kambing, dan hewan lainnya dikumpulkan dan dikuburkan. Persediaan, termasuk makanan, menjadi langka karena kekhawatiran keselamatan pemasok. Larangan memancing menyebabkan kekurangan pasokan lebih lanjut.
Karena tidak memiliki alternatif yang aman, pada 16 Desember, tangki 611 dan 619 dikosongkan dari MIC yang tersisa dengan mengaktifkan kembali pabrik dan melanjutkan pembuatan pestisida. Meskipun tindakan pencegahan keamanan seperti adanya air yang dibawa oleh helikopter yang terbang terus-menerus di atas pabrik, hal ini menyebabkan evakuasi massal kedua dari Bhopal. Pemerintah India mengesahkan "Undang-Undang Bencana Kebocoran Gas Bhopal" yang memberikan hak pemerintah untuk mewakili semua korban, baik di India maupun tidak. Keluhan kurangnya informasi atau kesalahan informasi tersebar luas. Seorang juru bicara pemerintah India mengatakan, "Carbide lebih tertarik untuk mendapatkan informasi dari kami daripada membantu pekerjaan bantuan kami".
Pernyataan formal dikeluarkan bahwa udara, air, tumbuh-tumbuhan dan bahan makanan aman, tetapi memperingatkan untuk tidak mengkonsumsi ikan. Jumlah anak yang terpapar gas setidaknya mencapai 200.000 jiwa. Dalam beberapa minggu, Pemerintah Negara Bagian mendirikan sejumlah rumah sakit, klinik dan unit mobil di daerah yang terkena dampak gas untuk merawat para korban.

Tindakan hukum

Proses hukum yang melibatkan UCC, pemerintah Amerika Serikat dan India, otoritas lokal Bhopal, dan para korban bencana dimulai segera setelah bencana. Pemerintah India mengeluarkan UU Kebocoran Gas Bhopal pada Maret 1985, yang memungkinkan Pemerintah India bertindak sebagai perwakilan hukum bagi para korban bencana, mengarah ke awal proses hukum. Tuntutan hukum awal dibuat dalam sistem pengadilan federal Amerika Serikat. Pada 17 April 1985, hakim pengadilan Distrik Federal John F. Keenan (mengawasi satu gugatan) menyarankan bahwa "'kesusilaan mendasar manusia' mengharuskan Union Carbide menyediakan antara $5 juta dan $10 juta untuk segera membantu mereka yang terluka" dan menyarankan agar uang tersebut dapat dengan cepat didistribusikan melalui Palang Merah Internasional. UCC, dengan anggapan bahwa melakukan hal itu bukan merupakan pengakuan atas tanggung jawab dan angka tersebut dapat dikreditkan terhadap penyelesaian atau penilaian di masa depan, menawarkan dana bantuan $5 juta dua hari kemudian. Pemerintah India menolak tawaran tersebut.
Segera setelah bencana, Union Carbide menyatakan di situs webnya bahwa ia memasukkan $2 juta ke dana bantuan darurat bencana perdana menteri India pada 11 Desember 1984. Korporasi mendirikan Dana Bantuan Karyawan Bhopal pada Februari 1985, yang mengumpulkan lebih dari $5 juta untuk bantuan segera. Menurut Union Carbide, pada Agustus 1987, mereka menambah $4.6 juta dalam penyediaan bantuan kemanusiaan sementara.
Pada bulan Maret 1986, UCC mengusulkan angka penyelesaian, yang didukung oleh pengacara penggugat Amerika Serikat, dari $350 juta yang akan, menurut perusahaan, "menghasilkan dana untuk para korban Bhopal di antaranya $500–600 juta lebih dari 20 tahun". Pada bulan Mei, litigasi ditransfer dari Amerika Serikat ke pengadilan India oleh putusan Pengadilan Distrik Amerika Serikat. Setelah banding atas keputusan ini, Pengadilan Banding Amerika Serikat menegaskan transfer tersebut, menilai, pada Januari 1987, bahwa UCIL adalah sebuah "entitas yang terpisah, dimiliki, dikelola dan dioperasikan secara eksklusif oleh warga negara India di India".
Pemerintah India menolak tawaran dari Union Carbide dan mengklaim US$3.3 miliarMahkamah Agung India memerintahkan kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan dan "memulai dari awal" pada November 1988. Akhirnya, dalam penyelesaian di luar pengadilan yang dicapai pada Februari 1989, Union Carbide setuju untuk membayar US$470 juta untuk kerusakan yang disebabkan oleh bencana Bhopal. Jumlah itu segera dibayarkan.
Sepanjang tahun 1990, Mahkamah Agung India mendengar banding terhadap penyelesaian tersebut. Pada Oktober 1991, Mahkamah Agung menguatkan $470 juta seperti pada awalnya, menolak petisi luar biasa lainnya yang menentang keputusan awal. Pengadilan memerintahkan pemerintah India "untuk membeli, keluar dari dana setelmen, sebuah polis asuransi kesehatan kelompok untuk melindungi 100.000 orang yang mungkin kemudian mengalami gejala-gejala" dan menutup kekurangan dana setelmen. Mereka juga meminta UCC dan anak perusahaannya UCIL "secara sukarela" mendanai sebuah rumah sakit di Bhopal, dengan perkiraan $17 juta, untuk secara khusus merawat para korban bencana Bhopal. Perusahaan setuju terhadap hal ini.
Pada tahun 1991, otoritas Bhopal setempat mendakwa Anderson, yang telah pensiun pada tahun 1986, dengan dakwaan pembunuhan, sebuah kejahatan yang membawa hukuman maksimum 10 tahun penjara. Ia dinyatakan sebagai buron dari pengadilan oleh Hakim Agung Bhopal pada 1 Februari 1992 karena gagal hadir di persidangan pengadilan dalam kasus pembunuhan yang menjadikannya sebagai terdakwa utama. Pemerintan India memberi perintah untuk mendesak ekstradisi Anderson dari Amerika Serikat. Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak untuk mendengarkan banding atas keputusan pengadilan federal yang lebih rendah pada bulan Oktober 1993, yang berarti bahwa korban bencana Bhopal tidak dapat meminta ganti rugi di pengadilan Amerika Serikat.
Pada tahun 2004, Mahkamah Agung India memerintahkan pemerintah India untuk memberikan sisa dana penyelesaian kepada para korban. Pada bulan September 2006, Komisi Kesejahteraan untuk Korban Gas Bhopal mengumumkan bahwa semua klaim kompensasi asli dan petisi yang direvisi telah "diselesaikan". Pengadilan Banding Sirkuit Kedua di New York City menguatkan pemberhentian klaim yang tersisa dalam kasus Bano v. Union Carbide Corporation pada tahun 2006. Langkah ini memblokir gerakan penggugat untuk sertifikasi kelas dan klaim atas kerusakan dan remediasi properti. Dalam pandangan UCC, "putusan itu menegaskan kembali posisi yang telah lama dipegang UCC dan akhirnya mengistirahatkan baik secara prosedural maupun substantif masalah yang diangkat dalam pengaduan class action yang pertama kali diajukan terhadap Union Carbide pada tahun 1999 oleh Haseena Bi dan beberapa organisasi yang mewakili penduduk Bhopal".
Pada Juni 2010, tujuh mantan karyawan UCIL, seluruhnya warga negara India dan banyak di antara mereka yang berusia 70-an tahun, dihukum karena menyebabkan kematian akibat kelalaian: Keshub Mahindra, mantan direktur non-eksekutif Union Carbide India Limited; V. P. Gokhale, direktur pelaksana; Kishore Kamdar, wakil presiden; J. Mukund, manajer pekerjaan; S. P. Chowdhury, manajer produksi; K. V. Shetty, kepala bagian pabrik; dan S. I. Qureshi, asisten produksi. Mereka masing-masing dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan didenda Rs.100,000 (US$2,124). Semua dibebaskan dengan jaminan tak lama setelah putusan.

Efek jangka panjang

Kesehatan

Beberapa data terkait dampak kesehatan masih belum tersedia. Dewan Penelitian Medis India (ICMR) dilarang mempublikasikan data efek kesehatan sampai 1994.
Sebanyak 36 bangsal ditandai oleh pihak berwenang sebagai "[mereka yang] terkena gas," mempengaruhi 520.000 populasi. Dari jumlah tersebut, 200.000 diantaranya berusia di bawah 15 tahun, dan 3.000 diantaranya adalah wanita hamil. Jumlah resmi kematian langsung akibat tragedi ini mencapai 2.259 jiwa, dan pada tahun 1991, 3.928 kematian telah disertifikasi secara resmi. Ingrid Eckerman memperkirakan 8.000 meninggal dalam dua minggu setelah paparan gas tersebut.
Sebuah laporan tahun 2014 dalam Mother Jones mengutip "juru bicara untuk Banding Medis Bhopal, yang menjalankan klinik kesehatan gratis untuk para korban" mengatakan bahwa "diperkirakan 120.000 hingga 150.000 korban masih berjuang dengan kondisi medis yang serius termasuk kerusakan saraf, masalah pertumbuhan, gangguan ginekologi, masalah pernapasan, cacat lahir, dan peningkatan angka kanker dan TBC."

Layanan kesehatan

Pemerintah India terutama berfokus pada peningkatan layanan berbasis rumah sakit untuk korban gas sehingga rumah sakit dibangun setelah bencana. Ketika UCC ingin menjual sahamnya di UCIL, perushaan tersebut diarahkan oleh Mahkamah Agung untuk membiayai rumah sakit dengan kapasitas 500 tempat tidur untuk perawatan medis para korban. Dengan demikian, Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Memorial Bhopal (BMHRC) diresmikan pada tahun 1998 dan wajib memberikan perawatan gratis bagi para penyintas selama delapan tahun. BMHRC adalah rumah sakit khusus dengan 350 tempat tidur yang melaksanakan operasi jantung dan hemodialisis. Terdapat kelangkaan ginekologi, kebidanan dan pediatri. Delapan unit mini (pusat kesehatan penjangkauan) telah dimulai dan layanan kesehatan gratis untuk korban gas akan ditawarkan hingga 2006. Manajemen juga menghadapi masalah dengan pemogokan, dan kualitas pelayanan kesehatan yang dipersengketakan. Sambhavna Trust adalah badan amal, terdaftar pada tahun 1995, yang memberikan perawatan modern serta ayurveda bagi korban gas, secara gratis.

 

 

Pemulihan lingkungan


Ketika pabrik ditutup pada tahun 1986, pipa, drum dan tangki perusahaan tersebut dijual. MIC dan pabrik Sevin masih berada di sana, demikian pula penyimpanan residu yang berbeda. Material isolasi jatuh dan menyebar. Area di sekitar pabrik digunakan sebagai area pembuangan bahan kimia berbahaya. Pada tahun 1982 sumur tabung di sekitar pabrik UCIL ditinggalkan dan uji pada tahun 1989 yang dilakukan oleh laboratorium UCC mengungkapkan bahwa sampel tanah dan air yang dikumpulkan dari dekat pabrik dan di dalam pabrik tersebut beracun untuk ikan. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa tanah dan air tanah di daerah tersebut telah tercemar. Senyawa yang dilaporkan mencemari tersebut termasuk 1-naftolnaftalenaSevinresidu tarraksaorganoklorin beracun, senyawa organoklorin yang mudah menguap, kromium, tembaga, nikel, timah, heksakloroetanaheksaklorobutadiena, dan pestisida HCH.

Dampak lain


Pada tahun 1985, Henry Waxman, seorang politisi Demokrat dari California, menyerukan penyelidikan pemerintah Amerika ke dalam bencana Bhopal, yang menghasilkan undang-undang mengenai pelepasan bahan kimia beracun yang tidak disengaja di Amerika Serikat.
Terdapat dua sudut pandang utama terkait penyebab terjadinya bencana ini.
·        Pandangan "Kelalaian Perusahaan", berpendapat bahwa bencana tersebut disebabkan oleh kombinasi yang kuat dari fasilitas yang kurang terawat dan dimakan usia, lemahnya sikap terhadap keselamatan, dan tenaga kerja yang terkurung, yang berpuncak pada tindakan pekerja yang secara tidak sengaja memungkinkan air menembus tangki MIC tanpa adanya sistem perlindungan yang berfungsi dengan baik.
·        Sudut pandang "Sabotase Pekerja", berpendapat bahwa secara fisik air tidak mungkin masuk ke tangki tanpa upaya manusia yang dilakukan secara bersama, dan bahwa kesaksian yang luas dan analisis teknik mengarah pada suatu kesimpulan bahwa air masuk ke dalam tangki ketika seorang karyawan nakal mengaitkan sebuah selang air langsung ke katup kosong di sisi tangki. Sudut pandang ini lebih jauh berargumen bahwa pemerintah India mengambil tindakan ekstensif untuk menyembunyikan kemungkinan ini untuk menyalahkan UCC.
Sejumlah teori memiliki perbedaan terkait bagaimana air masuk ke dalam tangki. Pada saat itu, para pekerja sedang membersihkan pipa yang tersumbat dengan mengalirkan air sekitar 400 kaki dari tangki. Mereka mengklaim bahwa mereka tidak disuruh mengisolasi tangki dengan pelat slip-pipa. Operator berasumsi bahwa karena pemeliharaan yang buruk dan akibat katup yang bocor, air mungkin bocor dan mampu masuk ke dalam tangki.

·       Penyebab bencana: argumen "kelalaian perusahaan"

Sudut pandang ini berpendapat bahwa manajemen (dan sampai tingkat tertentu, pemerintah daerah) kurang berinvestasi dalam keselamatan, yang memungkinkan berkembangnya lingkungan kerja yang berbahaya. Faktor-faktor yang dikutip termasuk pengisian tangki MIC melampaui tingkat yang disarankan, pemeliharaan yang buruk setelah pabrik menghentikan produksi MIC pada akhir 1984, memungkinkan beberapa sistem keselamatan tidak dapat beroperasi karena pemeliharaan yang buruk, dan mematikan sistem keselamatan untuk menghemat uang— termasuk sistem pendingin tangki MIC yang bisa mengurangi keparahan bencana, dan rencana manajemen bencana yang tidak ada. Faktor-faktor lain yang diidentifikasi oleh penyelidikan pemerintah termasuk perangkat keselamatan yang berukuran kurang dan ketergantungan pada operasi manual. Defisiensi manajemen instalasi spesifik yang diidentifikasi termasuk kurangnya operator yang terampil, pengurangan manajemen keselamatan, pemeliharaan yang tidak memadai, dan rencana tindakan darurat yang tidak memadai.
Kurangnya investasi disebut berkontribusi terhadap lingkungan perusahaan yang memburuk. Dalam upaya untuk mengurangi biaya, pemotongan $1,25 juta ditempatkan pada pabrik yang mempengaruhi karyawan pabrik dan kondisi mereka. Kurzman berpendapat bahwa "pemotongan [tersebut] ... berarti kurang ketatnya kontrol kualitas dan dengan demikian aturan keamanan menjadi lebih longgar. Sebuah pipa bocor? Jangan menggantinya, karyawan mengatakan mereka diberitahu [tentang hal itu] ... Pekerja MIC membutuhkan lebih banyak pelatihan? Mereka bisa melakukannya dengan lebih sedikit pelatihan. Promosi dihentikan, secara serius memengaruhi moral karyawan dan membuat beberapa dari mereka yang paling terampil ... untuk pergi". Pekerja dipaksa untuk menggunakan manual berbahasa Inggris, meskipun hanya sedikit yang mengerti bahasa tersebut.
Menurut operator, pengukur tekanan tangki MIC telah rusak selama kira-kira seminggu. Tangki-tangki lain digunakan, alih-alih memperbaiki pengukur. Penumpukan suhu dan tekanan diyakini telah mempengaruhi besarnya pelepasan gas. UCC mengakui dalam laporan investigasi mereka sendiri bahwa sebagian besar sistem keselamatan tidak berfungsi pada malam 3 Desember 1984. Desain pabrik MIC, mengikuti pedoman pemerintah, "Indianized" oleh para insinyur UCIL untuk memaksimalkan penggunaan bahan dan produk asli. Humphreys dan Glasgow Consultants Pvt. Ltd. yang berbasis di Mumbai, adalah konsultan utama, Larsen & Toubro membuat tangki penyimpanan MIC, dan Taylor of India Ltd. menyediakan instrumentasinya. Pada tahun 1998, selama gugatan aksi sipil di India, muncul dugaan bahwa pabrik tersebut tidak siap untuk menghadapi masalah ini. Tidak ada rencana aksi yang dibuat untuk mengatasi insiden sebesar ini. Hal ini termasuk tidak memberi tahu pihak berwenang setempat tentang jumlah atau bahaya bahan kimia yang digunakan dan diproduksi di Bhopal.

·       Penyebab bencana: kasus "sabotase pekerja yang tidak puas"

Union Carbide, yang saat ini dimiliki oleh Dow Chemical Company, mengelola situs web yang didedikasikan untuk tragedi tersebut dan mengklaim bahwa insiden tersebut adalah hasil dari sabotase, yang menyatakan bahwa sistem keamanan yang memadai telah ada dan beroperasi untuk mencegah intrusi air.
Menurut argumen "Kelalaian Perusahaan", pekerja telah membersihkan pipa dengan air di dekatnya. Air ini dialihkan karena kombinasi perawatan yang tidak tepat, bocor dan tersumbat, dan akhirnya berakhir di tangki penyimpanan MIC. Para ilmuwan India juga menyarankan bahwa air tambahan mungkin telah diperkenalkan sebagai "aliran balik" dari penggaruk gas ventilasi yang dirancang dengan cacat. Tidak satu pun dari jalur masuk teoretis ini yang pernah berhasil ditunjukkan selama pengujian oleh Biro Investigasi Pusat (CBI) dan insinyur UCIL.

·       Argumen terkait sabotase

Laporan Arthur D. Little yang ditugaskan Union Carbide menyimpulkan bahwa ada kemungkinan bahwa seorang karyawan secara diam-diam dan sengaja memasukkan sejumlah besar air ke dalam tangki MIC dengan melepas meter dan menghubungkan selang air langsung ke tangki melalui porta pengukuran.
UCC mengklaim staf instalasi memalsukan banyak catatan untuk menjauhkan diri dari insiden tersebut dan membebaskan diri dari kesalahan, dan bahwa Pemerintah India menghalangi penyelidikannya dan menolak untuk menuntut karyawan yang bertanggung jawab, mungkin karena itu akan melemahkan tuduhan kelalaiannya oleh Union Carbide.

Tindakan Union Carbide lain

Korporasi membantah klaim bahwa katup pada tangki tidak berfungsi, dan mengklaim bahwa bukti yang terdokumentasi berkumpul setelah insiden menunjukkan bahwa katup yang dekat dengan operasi pencucian air pabrik ditutup dan bocor. Selain itu, sistem keamanan proses telah mencegah air memasuki tangki secara tidak sengaja. Carbide menyatakan bahwa masalah keamanan yang diidentifikasi pada tahun 1982 semuanya dihilangkan sebelum tahun 1984 dan tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut.
Perusahaan mengakui bahwa sistem keselamatan yang ada tidak akan mampu mencegah reaksi kimia yang besarnya menyebabkan kebocoran. Menurut Carbide, "dalam merancang sistem keselamatan pabrik, reaksi kimia sebesar ini tidak diperhitungkan secara mendalam" karena "sistem penyimpanan gas tangki dirancang untuk secara otomatis mencegah sejumlah besar air yang tidak sengaja dimasukkan ke dalam sistem" dan "sistem keamanan dalam proses di tempat dan operasional akan mencegah air memasuki tangki secara tidak sengaja ". Sebaliknya, mereka mengklaim bahwa "sabotase karyawan—bukan kesalahan desain atau operasi—adalah penyebab tragedi itu".

Kontaminasi

Bahan kimia yang ditinggalkan di pabrik tersebut terus mengalami kebocoran dan mencemari air tanah. Perdebatan masih terjadi terkait apakah bahan kimia tersebut menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Pencemaran di lokasi dan sekitarnya tidak disebabkan oleh kebocoran gas. Area di sekitar pabrik digunakan sebagai tempat pembuangan bahan kimia berbahaya dan pada tahun 1982 sumur-sumur air di sekitar pabrik UCIL harus ditinggalkan. UCC menyatakan bahwa "setelah insiden itu, UCIL mulai melakukan pembersihan di lokasi tersebut di bawah arahan otoritas pemerintah pusat dan negara bagian India", yang dilanjutkan setelah 1994 oleh penerus UCIL. Penggantinya, Eveready Industries India, Limited (EIIL), mengakhiri pembersihan di lokasi pabrik tersebut pada tahun 1998, ketika perusahaan itu mengakhiri kontrak selama 99 tahun dan menyerahkan kendali atas lokasi tersebut kepada pemerintah negara bagian Madhya Pradesh.
Tes laboratorium UCC pada tahun 1989 mengungkapkan bahwa sampel tanah dan air yang dikumpulkan dari dekat pabrik tersebut beracun bagi ikan. Dua puluh satu area di dalam pabrik dilaporkan sangat tercemar. Pada tahun 1991 pemerintah kota menyatakan bahwa air dari lebih dari 100 sumur berbahaya bagi kesehatan jika digunakan untuk minum. Pada tahun 1994 dilaporkan bahwa 21% bangunan pabrik terkontaminasi bahan kimia. Diawali pada tahun 1999, penelitian yang dilakukan oleh Greenpeace dan organisasi lainnya pada tanah, air tanah, air sumur dan sayuran dari daerah perumahan di sekitar UCIL dan dari area pabrik UCIL menunjukkan kontaminasi dengan berbagai logam berat dan senyawa kimia beracun. Zat yang ditemukan, menurut laporan tersebut, adalah naftolnaftalena, Sevin, residu tar, alfa naftol, raksa, organoklorin, kromiumtembaganikeltimah, hekloroetana, heksaklorobutadiena, pestisida HCH (BHC), senyawa organik yang mudah menguap dan halo-organik. Banyak dari kontaminan ini juga ditemukan dalam ASI wanita yang tinggal di dekat daerah tersebut.
Bahan kimia yang telah dikaitkan dengan berbagai bentuk kanker juga ditemukan, serta trikloretilena, yang diketahui mengganggu perkembangan janin, 50 kali di atas batas aman yang ditentukan oleh Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat. Pada tahun 2002, penyelidikan oleh Misi Pencari Fakta mengenai Bhopal menemukan sejumlah racun, termasuk raksatimah hitam, 1,3,5-triklorobenzenadiklorometana dan kloroform, dalam ASI wanita menyusui.
Pada tahun 2010, seorang jurnalis foto Inggris yang pergi ke pabrik Union Carbide yang ditinggalkan tersebut untuk menyelidiki tuduhan racun yang terbuang dan bocor, dirawat di rumah sakit Bhopal selama seminggu setelah ia terpapar bahan kimia. Dokter di Klinik Sambhavna menanganinya dengan oksigen, obat penghilang rasa sakit dan anti-inflamasi setelah reaksi pernapasan yang parah akibat debu beracun di dalam pabrik.
Pada bulan Oktober 2011, Institute of Environmental Management and Assessment (Institut Manajemen dan Asesmen Lingkungan) menerbitkan sebuah artikel dan video oleh dua ilmuwan lingkungan Inggris, menunjukkan keadaan pabrik tersebut, tempat pembuangan sampah dan kolam penguapan matahari saat ini serta menyerukan upaya internasional baru untuk menyediakan keterampilan yang diperlukan untuk membersihkan lokasi tersebut serta air tanah yang terkontaminasi.









ANALISIS
-        Union cardibe dinilai tidak memiliki langkah langkah keamanan yang memadai untuk mencegah bencana seperti itu, dan kondisi peralatan pabrik yang kurang terawatt dan membuat kecelakaan hampir tak terelakan
-        Perusahaan ini juga dituduh melakukan pemotongan biaya dan kurang memperhatikan keselamatan pekerja dan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan
-        Union cardibe dinilai juga kurang peduli terhadap persiapan rencana untuk memperingatkan dan mengevakuasi penduduk disekitar pabrik pada saat kecelakaan. kesalahan terbesar di hasilkan oleh union cardibe karna gagal memberikan pelatihan yang cukup dan gagal mengawasi karyawan india dalam pemeliharaan prosedur keselamatan yang dilakukan di pabrik yang sama  yang ada di amerika serikat
-        Langkah-langkah keselamatan tidak dilaksanakan karna unit pendingin yang seharusnya diaktifkan secara otomatis untuk menetralisir kimia  telah di non aktifkan dan penggosok telah ditutup untuk pemeliharaan
TEORI ETIKA YANG DILANGGAR DALAM  KASUS INI
-        ETIKA HAK
Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi. karna berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karna itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis

-        ETIKA UTILITARISME
Utilitarisme yang berarti “bermanfaat” ,berpandangan bahwa suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat tapi manfaat itu harus menyangkut bukan hanya satu atau dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Perbuatan yang mengakibatkan paling banyak orang merasa senang dan puas adalah perbuatan yang terbaik

-        ETIKA KEWAJIBAN
Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik tindakan dari yang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri.

SOLUSI
Kita dapat petik pelajaran pada tragedi Bhopal adalah etika professional, tanggung jawab untuk keselamatan dan resiko adalah aspek yang paling penting yang harus kita praktekan. Berdasarkan insiden tersebut dunia industri juga disarankan unutuk meningkatkan kualitas rekrutmen karyawan untuk peran yang signifikan dengan pemerikasaan yang ketat dan tepat dari pengalaman kerja sebelumnya.
Kita juga harus memperhatikan kualitas pekerja dengan memperhatikan dan menjaga tempat kerja tetap sehat, untuk melindungi investasi ini dan melestarikan keterampilan yang penting untuk bisnis apapun. Tempat kerja yang aman dan nyaman juga dapat memberikan semngat dan meningkatkan produktivitas. Para pekerja juga harus terdidik dengan baik tentang rencana tanggap darurat. Kode etik, prosedur keselamatan dan prosedur operasi. Kode etik penting bagi propesi apapun di dunia ini untuk memastikan keamanan dan kenyamanan lingkungan di tempat kerja. Dengan kode etik yang benar kualita pekerjaan akan berada pada titik yang tertinggi.

Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar