1. Waralaba
Waralaba adalah bentuk
kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, sebuah perusahaan
yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya, keuangannya maupun
dari marketingnya serta adanya merek dari produk perusahaan yang sudah dikenal
oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun individu yang memakai merek
dari produk maupun sistem tersebut itulah yang disebut dengan waralaba. Di
Indonesia saat ini waralaba yang sedang berkembang pesat dan juga masih sangat
menguntungkan misalnya waralaba pada bidang makanan, contohnya seperti: Wong
Solo, CFC, Sapo Oriental, Red Crispy dan masih banyak lagi merek-merek yang
lainnya. Lalu waralaba berbentuk retail mini outlet, misalnya seperti:
Indomaret, Yomart, AlfaMart dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan waralaba
seperti ini telah banyak menyebar ke pelosok daerah. Dan masih banyak contoh
waralaba yang lainnya.
2. Risiko Investasi
dalam Usaha Waralaba
Usaha franchising
melibatkan banyak resiko yang harus diketahui oleh para wirausahawan sebelum
mereka mempertimbangkan investasi. Kita mendengar keberhasilan Mc.Donald,
Kentucky Fried Chicken, namun setiap ada yang berhasil tentu ada kegagalan.
Usaha franchising membutuhkan kerja keras dan tidak cocok untuk orang pasif. Usaha
ini membutuhkan kerja karena keputusan usaha seperti penarikan tenaga kerja,
penjadwalan, pembelian dan akuntansi tetap menjadi tanggung jawab pemakai hak
guna paten.
Langkah – langkah yang
dapat diambil untuk menurunkan atau meminimasi resiko investasi dalam
franchising :
Melakukan evaluasi diri Wirausahawan hendaknya
melakukan evaluasi sendiri untuk meyakinkan bahwa memasuki ventura franchising
adalah tepat bagi dirinya. Jawaban dari pertanyaan – pertanyaan berikut akan
membantu menentukan apakah keputusan yang diambil tepat.
– Apakah anda orang yang
suka memulai usaha sendiri?
– Apakah anda menikmati
kerja dengan orang lain?
– Apakah anda mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan kepemimpinan pada mereka yang akan bekerja kepada
anda?
– Apakah anda mampu
mengorganisasi waktu dan orang – orang yang bekerja dalam bisnis?
– Apakah anda mempunyai
inisiatif untuk meneruskan usaha ketika usaha mengalami kenaikan atau
penurunan?
– Apakah anda mempunyai
kesehatan yang baik?
Meneliti Franchise Tidak setiap usaha hak guna
paten tepat untuk anda. Wirausahawan harus mengevaluasi usaha hak guna paten
untuk memutuskan mana yang paling tepat. Sejumlah faktor yang harus dinilai
sebelum membuat keputusan akhir adalah :
a. Usaha hak
guna paten yang mapan dan belum mapan.
Terdapat
banyak keuntungan dan kerugian dalam melakukan investasi pada usaha hak guna
paten yang mapan atau belum mapan. Investasi pada usaha hak guna paten yang
belum mapan akan merupakan investasi yang tidak mahal. Akan tetapi, hal ini
diimbangi dengan resiko yang besar. Penerima hak guna paten meungkin melakukan
kesalahan yang berakibat kegagalan usaha. Reorganisasi konstan akan menyebabkan
kebingungan dan mismanajemen. Akan tetapi, investasi pada usaha hak guna paten
yang belum mapan merupakan tantangan yang bisa mendatangkan keuntungan yang
besar ketika usaha tumbuh dengan cepat. Investasi pada usaha hak guna paten
yang sudah mapan akan mengurangi risiko kegagalan tetapi membutuhkan investasi
finansial yang sangat besar. Akan tetapi harus diingat bahwa akan senantiasa
ada resiko, bahkan pada usaha yang sudah mapan.
b. Stabilitas
finansial dari usaha hak guna paten.
Pembelian hak
guna paten oleh wirausahawan hendaknya dilakukan sesudah dilakukan penilaian
statibiltas finansial dari pemilik hak guna paten. Terdapat banyak faktor yang
akan membantu wirausahawan menentukan stabilitas dan kemampuan mendatangkan
laba dari organisasi usaha hak guna dalam jangka panjang. Pertanyaan berikut
bisa ditanyakan oleh penerima hak guna paten atau ditentukan dari sumber
alternatif.
– Berapa banyak hak guna
paten dalam organisasi?
– Bagaimana keberhasilan
tiap – tiap anggota hak guna paten?
– Apakah sebagian besar
keuntungan dari hak guna paten merupakan fungsi dari imbalan dari penjualan hak
guna paten atau dari royalti yang didasarkan pada keuntungan dari penerima hak
guna paten?
– Apakah pemberi hak guna
paten mempunyai pakar manajemen dalam bidang produksi, keuangan dan pemasaran?
Informasi diatas dapat
didapatkan dari laporan rugi laba organisasi hak guna paten. Tatap muka dengan
pemilik hak guna paten juga bisa mengungkapkan citra sukses dari organisasi.
Pasar potensial bagi usaha franchise adalah penting
bagi wirausahawan untuk mengevaluasi daerah pasar dari mana pelanggan akan
tertarik dengan franchise baru. Satu cara mudah adalah dengan peta komunitas
atau daerah setempat dan mencoba mengevaluasi arus lalu lintas dan demografi
penduduk daerah tersebut. Informasi arus lalu lintas bisa diamati dengan
mengunjungi daerah tersebut. Arah lalu lintas, kemudahan masuk dalam usaha, dan
jumlah arus lalu lintas bisa diperkirakan dan pengamatan. Demografi daerah
ditentukan dari data sensus. Perlu juga menemukan lokasi pesaing didaerah yang
mungkin mempunyai pengaruh potensial terhadap usaha. Jika pemberi hak guna
paten bersedia dan dana juga tersedi, akan sangat membantu mengadakan riset
pemasaran didaerah. Sikap dan minat dalam usaha baru bisa dinilai dalam riset
dilakukan riset oleh perguruan tinggi setempat sebagai bagian dari proyek
studi.
Keuntungan potensial bagi franchise baru
sebagaimana hal nya dengan usaha pemulai, penting untuk mengembangkan laporan
pendapatan, neraca, arus kas proforma. Pemberi hak hendaknya memberikan
proyeksi untuk menghitung informasi yang dibutuhkan.
Pendapat saya mengenai
Resiko Investasi Dalam Usaha Franchising adalah harus memerlukan sikap
wirausaha yang benar benar matang karena pada saat usaha franchise yang telah
dijalani tidak akan takut akan hal tantangan yang nantinya akan datang entah
kenaikan atau penurunan pada usaha franchise tersebut.
3. Persetujuan Waralaba
a. Persetujuan berisi semua
persyaratan spesifikasi dan kewajiban pemakai waralaba. Persyaratan yang bisa
dipakai seperti panjang kontrak, finansial untuk menentukan harga, pembayaran
royalti.
b. Masalah pemutusan perjanjian
waralaba sering menyeret ke pengadilan sehingga persyaratan perlu lebih ketat.
4. Pemasaran Langsung
a. Memberi peluang yang
menguntungkan dibanding dengan tipe pemula karena risiko relatif kecil.
b. Mendapatkan manfaat
langsung dari pelanggan tertentu dengan teknik pemasaran langsung.
c. Pemasaran langsung dapat
dikirimkan melalui pos langsung serta kunjungan pribadi dari calon pelanggan.
5. Keuntungan dari
Pemasaran Langsung
Bagi konsumen produk
eceran:
Aktivitas berbelanja konsumen cukup dilakukan di
rumah sehingga lebih menghemat waktu, nyaman, dan bebas dari pertengkaran
Memberikan pilihan barang lebih banyak, karena
dapat melakukan perbandingan dengan membuka-buka katalog dan layanan belanja on
line
Dapat memesan barang untuk diri sendiri atau orang
lain
Bagi konsumen produk
industri:
Dapat mempelajari barang dengan seksama barang dan
jasa yang tersedia tanpa harus menghabiskan waktu untuk bertemu dengan
wiraniaga
Bagi penjual:
Dapat membeli daftar alamat yang memuat nama dengan
karakteristik yang spesifik
Dapat mengkhususkan dan menyesuaikan pesan sesuai
kebutuhan kelompok sasaran
Pemasaran langsung dapat diatur agar dapat
menjangkau calon pembeli pada saat yang tepat
Bahan informasi pemasaran langsung memiliki
keterbacaan yang tinggi karena bahan terrsebut dikirimkan pada calon pembeli
yang jelas tengah berminat
Memungkinkan pengujian media dan pesan alternatif
untuk mencari metode pencapaian tujuan yang paling efektif dalam segi biaya
Membuat tawaran dan strategi yang sulit dilihat
oleh pesaing
Dapat mengukur tanggapan atas kampanye mereka untuk
memutuskan kampanye mana yang paling menguntungkan
6. Teknik Alternatif
Pemasaran Langsung
1. Strategi pemasaran jemput bola dengan layanan pesan antar
Alternatif pertama dan bisa
bisa dibilang paling umum dijalankan adalah dengan menawarkan layanan pesan
antar. Layanan pesan antar adalah salah satu strategi pemasaran jemput bola
yang memberikan kemudahan bagi konsumen tidak perlu keluar rumah untuk
mendapatkan produk yang diperlukan.
Jika perkotaan besar, tentu
Anda akan banyak menemui layanan ini utamanya untuk bisnis kuliner cetak saji.
Namun disadari atau tidak sebenarnya potensi dari layanan ini bisa diterapkan
untuk jenis bisnis yang lebih luas. Contohnya yakni seperti pesan antar gas
elpiji, galon minuman hingga bisnis jasa seperti servis elektronik atau jasa
tambal ban.
2. Menawarkan produk lewat telepon, sms atau komunikasi mobile
Dengan perkembangan
telekomunikasi yang sudah sangat maju, pilihan menjalankan strategi marketing
jemput bola lewat telepon, sms, atau komunikasi mobile nyatanya masih cukup
menjanjikan. Dengan biaya marketing yang lebih rendah, teknik ini memberikan
jangkauan yang relative lebih luas.
Yang paling penting dalam
strategi ini adalah pada tahap pengumpulan data prospek yang akan dihubungi.
Hal ini sangat penting karena pada dasarnya kita sudah harus mempunyai
pandangan tentang profil calon konsumen. Jika tidak, maka usaha kitapun akan
sia-sia.
3. Strategi pemasaran door to door
Alternatif strategi
pemasaran jemput bola yang terakhir adalah dengan menawarkan produk secara
langsung ke lapangan atau bisa juga disebut marketing door to door. Teknik ini
pada dasarnya bisa disamakan dengan fungsi sales marketing yang akan
berkeliling menawarkan produk langsung pada konsumen dari pintu ke pintu atau
melalui sebuah acara tertentu.
Ini adalah metode yang
sangat konvensional. Namun jika produk yang kita jual dan lokasinya tepat, maka
cara ini bisa sangat efektif. Sebagai contoh para tenaga marketing untuk produk
alat masak atau rumah tangga bisa menawarkan produknya pada saat digelar arisan
atau kegiatan ibu-ibu di suatu daerah. Dengan bisa melihat langsung produknya
disertai demonstrasi penggunaan, calon konsumen praktis akan lebih tertarik
untuk melakukan pembelian.
7. Multi Level Marketing
Pemasaran berjenjang (bahasa
Inggris: Multi-level marketing; MLM) adalah strategi
pemasaran di mana tenaga penjual (sales) tidak hanya mendapatkan
kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil
penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut
dikenal dengan anggota “downline”. Istilah lain yang digunakan untuk MLM
adalah penjualan piramida, pemasaran jaringan, dan pemasaran
berantai.
Pada umumnya, tenaga penjual menjual produk
perusahaan secara langsung kepada konsumen yang merupakan orang
terdekat atau melalui pemasaran dari mulut-ke-mulut. Beberapa pihak menggunakan
istilah penjualan langsung sebagai sinonim untuk MLM, meskipun pada
kenyataannya MLM hanyalah salah satu bentuk dari penjualan langsung. Perusahaan
yang menggunakan model MLM untuk menjual produk mereka seringkali menjadi
sasaran kritik dan tuntutan hukum. Kritik terutama sekali ditujukan pada
kegiatannya yang menyalahgunakan atau tidak sesuai dengan skema piramida,
penetapan harga produk, biaya masuk awal yang tinggi, lebih mementingkan
perekrutan anggota baru ketimbang penjualan produk, pemaksaan anggota baru
untuk membeli dan menggunakan produk perusahaan, pemanfaatan hubungan pribadi
sebagai target penjualan ataupun target perekrutan, skema pembagian kompensasi
yang kompleks, antusiasme dan teknik berlebihan yang diterapkan untuk menjual
atau merekrut anggota baru, serta metode perekrutan yang kebanyakan bersifat
‘memperdaya’; hanya menjelaskan keuntungan tanpa menjelaskan kerugian bergabung
dengan MLM kepada anggota baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar